Hai brothaa and sista yang ada diluar sanaaa...gimana nih kabarnya? Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan dimasa pandemi ini...
freepik.comHari ini kita belajar
tentang Rabies yuk, dulu waktu kecil kan sering ya pasti ditakut-takuti oleh
perkataan orang tua yang seperti ini, “hei hati-hati anjingnya rabies loh nanti
ketularan!” hihiii…
Hayooo..siapa yang pernah
terkena atau hamper terkena rabies? Semoga dengan tambahan ilmu sedikit dari
kami, bisa lebih mengetahui cara mewaspadai penyakitnya. Nah nggak usah lama-lama
langsung kita mulai ya...
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf
pusat yang disebabkan oleh virus rabies.
Virus ini ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan seperti :
anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar.
Cara Penularan
Virus rabies yang terdapat pada saliva binatang yang terinfeksi
dan ditularkan kepada manusia melalui gigitan atau abrasi pada kulit.
Setelah inokulasi, virus mengadakan replikasi (menggandakan
diri) di sel-sel otot kemudian menyebar ke sistem saraf pusat dengan jalur
nervus sensorik dan motoric melalui transport akson.
Setelah sistem saraf pusat terinvasi, diseminasi virus
berlangsung sangat cepat dengan melibatkan system saraf limbic secara selektif.
Periode inkubasi biasanya bervariasi antara 1-3 bulan. Periode
ini lebih singkat bila luka terdapat pada wajah, sebaliknya akan memanjang jika
luka terdapat pada kaki.
Gejala Klinisnya :
1.
Stadium Prodromal
Gejala
awal berupa demam, malaise, mual, dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa
hari.
2.
Stadium Sensoris
Nyeri,
panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, disusul dengan gejala cemas, dan
reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan sensorik.
3.
Stadium Eksitasi
Hiperhidrosis
(berkeringat berlebihan), hipersalivasi (air liur berlebih), hiperlakrimasi
(air mata berlebih), dan pupil dilatasi (membesar). Stadium ini adalah stadium
puncak penyakit. Kontraksi otot faring dan otot pernafasan dapat timbul oleh
rangsangan sensoris, misalnya dengan meniupkan udara ke muka penderita. Pada
stadium ini dapat terjadi apnea (gagal nafas), sianosis (kebiruan karena
kesulitan bernafas), konvulsi (kejang) dan takikardia (denyut nadi cepat).
Tingkah laku penderita tidak rasional, kadang mania disertai dengan responsive.
Gejala akan berulang sampai penderita meninggal.
4.
Stadium Paralisis
Sebagian
besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi, Kadang ditemukan juga
kasus tanpa gejala eksitasi, melainkan paresis (kelumpuhan) otot yang bersifat
progresif. Hal ini terjadi karena gangguan saraf pada medulla spinalis.
Bila ada dari kalian yang penyuka hewan dan sering memelihara
hewan yang telah mengalami gejala diatas setelah digigit, langsung dating memeriksakan
diri ke IGD yaa….jangan sampai terlambat!
Karena itu penting sekali dilakukan vaksin tetanus dan vaksinasi
rabies pada manusia dan hewan peliharaan, supaya kamu dan anabull berbuluu mu
itu tetap dalam kondisi sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar