![]() |
copyright. freepik.com |
Assalamu'alaikum brothaa
and sistaaa semua… sudah dengar belum kabar tentang bocornya data kependudukan
279 juta rakyat Indonesia? Wow, itu bahaya banget lho. Itulah kenapa
keterampilan melindungi data pribadi digital adalah jenis pendidikan yang harus
dikuasai oleh semua orang.
Data pribadi bisa berupa
email, password, nomor HP, sampai alamat dan nomor rekening. Makin lengkap data
yang dipegang pencuri data, makin besar bahaya yang bisa timbul.
Pencuri data bisa dengan
mudah menggabungkan data pribadi kita yang tersebar di berbagai website, untuk
mendapat profil diri kita secara lengkap.
Emangnya apa sih bahayanya data pribadi yang dicuri?
1. Data bisa dieksploitasi untuk membuat KTP aspal.
![]() |
copyright. detik.com |
Dengan KTP aspal, pelaku pencurian bisa melakukan perbuatan
kriminal, seperti pengajuan pinjaman atas nama korban.
KTP aspal juga bisa dipakai untuk membuat rekening bodong untuk
menampung hasil kejahatan. Saat rekening ketahuan oleh pihak berwajib,
korbanlah yang akan berurusan dengan hukum.
2. Data pribadi bisa dipakai pelaku untuk mendaftar berbagai
layanan secara ilegal.
![]() |
copyright. sindonews.com |
Data pribadi kita juga bisa dipakai untuk mengajukan pinjaman
online (pinjol). Tahu-tahu muncul tagihan entah darimana. Parahnya, data kita
bisa disebar ke sejumlah orang dan situs dengan berstatus sebagai orang yang
terlibat utang.
3. Mencari password
![]() |
copyright. klikkabar.com |
4. Membobol layanan keuangan, termasuk dompet digital
![]() |
copyright. freepik.com |
Data nomor telephon dan email bisa dipakai pelaku untuk mencuri dana yang ada di dompet digital kita.
5. Telemarketing
![]() |
copyright. freepik.com |
Pernah mengalami panggilan telepon dan ditawari jasa atau produk?
Yang anehnya penelepon tahu nama lengkap kita padahal kita tidak pernah
berhubungan dengan perusahaan tersebut?
Termasuk juga SMS spam dan penipuan.
Nah, ini artinya kita sudah
jadi 'korban' telemarketing, karena data nomor ponsel kita sudah tersebar dan
diperjualbelikan.
6. Profiling untuk target politik atau iklan di media sosial
![]() |
copyright. yvanloon.com |
Saat data raksasa 279 juta tersebut diproses, maka big data itu
bisa dianalisis untuk profiling penduduk.
Misalnya pengelompokan penduduk berdasarkan umur dan demografi,
pengelompokan penduduk berdasarkan lokasi, hobi, hingga jenis kelamin. Big data
tersebut bisa dipakai untuk sosialisasi politik maupun target iklan di media
sosial.
Hal ini sudah dilakukan Cambridge Analytica dengan data pengguna
Facebook. Perusahaan itu menggunakan profiling warga AS untuk menargetkan
artikel tertentu kepada pengguna. Artikel ini berisi penggiringan opini agar
warga pada akhirnya mendukung calon presiden tertentu.
Setelah memahami potensi bahaya dari pencurian data pribadi, maka
kita wajib melengkapi diri dengan jenis pendidikan literasi digital. Minimal
kita harus tahu cara untuk melindungi data-data pribadi kita.
Beberapa langkah mudah yang bisa kita lakukan untuk melindungi dan mengurangi potensi pencurian data adalah:
1. Jangan gampang menyerahkan data kependudukan.
Misalnya saat masuk ke gedung dan diminta KTP, berikan saja SIM atau pengenal lain untuk mencegah KTP kita difoto diam-diam.
2. Jangan pakai nomor lahir sebagai password.
3. Rutin mengganti password.
Untuk mempermudah, pakailah password manager untuk menyimpan semua password yang unik dan berbeda untuk setiap layanan.
4. Bersikap kritis.
Pastikan layanan digital
yang kita gunakan sudah menerapkan two factor authentication (TFA) atau one
time password (OTP). Dan aktifkan fitur TFA/OTP tersebut untuk menjamin
perlindungan seandainya data password kita bocor karena terjadi kebocoran
database di pengelola data.
Yuk guys, kita mulai
waspada dan peduli pada perlindungan data pribadi. Ajari juga orang-orang
terdekat kita tentang jenis pendidikan digital dasar ini ya.
Stay Beauty, Cool, Wild and Young!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar